Kasih Yang Tak Terbantahkan (Roma
Grace Alone Ministry - GRAMI Grace Alone Ministry - GRAMI
27.3K subscribers
8,003 views
170

 Published On Nov 22, 2017

Dalam bagian sebelumnya Paulus telah mengajarkan bahwa pilihan Allah bersifat berdaulat (9:7-13). Allah bebas memilih siapa saja yang dikehendaki-Nya. Tindakan ini bukanlah sebuah ketidakadilan (9:14-18). Keadilan bukan kesamarataan. Mengharuskan Allah untuk memilih semua orang tanpa perkecualian justru merupakan sebuah ketidakdilan terhadap Allah. Tindakan ini merampas hak milik Allah.

Sebagian orang mungkin akan membantah konsep di atas, karena Allah seolah-olah telah bertindak sewenang-wenang. Bantahan ini sudah diantisipasi oleh Paulus di ayat 19 “Jika demikian, apa lagi yang masih disalahkan-Nya? Sebab siapa yang menentang kehendak-Nya?” Sesuai teks Yunani, pertanyaan di ayat 19a seharusnya diterjemahkan: “Mengapa Dia masih menyalahkan?” Maksudnya, apabila semua terjadi sesuai pilihan Allah, mengapa Dia masih meletakkan kesalahan pada manusia? (NIV “Why does God still blame us?”).

Pertanyaan kedua di ayat 19b (“Sebab siapa yang menentang kehendak-Nya?”) memberi penegasan bagi yang pertama. Allah bukan hanya memilih, tetapi pilihan itu bersifat pasti. Tidak ada seorang pun yang dapat melawan kehendak-Nya. Segala sesuatu akan terjadi seperti yang Allah sudah rencanakan. Jika demikian, mengapa manusia masih dipersalahkan oleh Allah?

Fakta bahwa Paulus telah mengantisipasi sanggahan seperti di atas menunjukkan bahwa hal itu merupakan keberatan yang wajar. Paulus mungkin sering menemukan bantahan semacam ini dalam pelayanannya. Persoalannya, apa yang wajar belum tentu apa yang benar. Apa yang lazim seringkali bukanlah apa yang takzim.

Terhadap pertanyaan di atas, Paulus memberikan tiga jawaban: Allah bertindak dengan kedaulatan penuh (ayat 20-21); Allah sudah bersabar terhadap orang-orang yang akan binasa (ayat 22); Allah ingin menunjukkan kemurahan yang besar kepada orang-orang pilihan (ayat 23).

show more

Share/Embed