Rangkuman dokumentasi upacara penobatan Raja Abdul Rahman ibni Raja Muhammad Yusuf Ahmad menjadi sultan Kesultanan Riau-Lingga dengan gelar Sultan Abdul Rahman II Muazzam Syah yang berlangsung pada tanggal 18 Februari 1885 di Istana Kedaton, Penyengat Indrasakti, serta beberapa dokumentasi lainnya tentang aktivitas beliau selama bertakhta sebagai sultan dan yang dipertuan besar Riau-Lingga, hingga dimakzulkan secara sepihak oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda di bulan Februari 1911.

Selama beberapa masa, wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Kepulauan Riau dan sebagian Provinsi Riau diperintah oleh daulat Kesultanan Riau-Lingga yang berpusat di Daik dan Penyengat. Pada akhir abad ke-19, pengaruh globalisasi membuka peluang baru bagi Kesultanan Riau-Lingga. Kedekatannya dengan kosmopolitan Singapura memberikan kesempatan bagi orang Melayu Riau menerima berbagai ide-ide baru, modernisasi, serta kemajuan intelektual.

Era tersebut ditandai dengan tumbuhnya kesadaran di kalangan bangsawan dan rakyat akan nasionalisme, salah satunya ditandai dengan berdirinya Rusydiah Club di Penyengat tahun 1895, dan pada awal abad ke-20 asosiasi tersebut telah menjadi alat politik untuk melawan kekuasaan kolonial. Pada waktu itu, peradaban negeri Riau-Lingga telah mencapai masa keemasan, terutama di bidang ekonomi, pendidikan, kesenian, sastra, dan syiar agama Islam. Kesultanan Riau-Lingga kemudian dibubarkan oleh penjajah Belanda melalui Staatsblad (Lembaran Negara) No. 19 tahun 1913.

1. (0:00) Sejarah penobatan.
2. (1:21) Upacara penobatan sultan di kompleks istana Pulau Penyengat (Penyengat Indrasakti).
3. (4:40) Riwayat singkat masa pemerintahan Sultan Abdul Rahman II Muazzam Syah.
4. (7:52) Akhir pemerintahan.

Musik: Nobat Terengganu Raja Bertabal & Tari Zapin Penyengat

[Dari Berbagai Sumber]

#indonesiatempodulu #riaulingga #melayu