Syekh Hasan Ma’sum
mahabbah production mahabbah production
3.71K subscribers
583 views
17

 Published On Jan 7, 2023

Syekh Hasan Ma’shum lahir pada tahun 1300H/1882 M, di Labuhan Deli, Sumatera Utara.
MURSYID TAREKAT
Syekh Hasan Ma'sum adalah mursyid dari Tarekat Naqsyabandiyah, meskipun ada klaim bahwa ia juga menganut Tarekat Khalwatiyah. Sebagai mursyid tidak membuat Syekh Hasan pasif terhadap kehidupan sosial, bahkan politik. Dalam bidang sosial, ia mendedikasikan diri kepada organisasi Al Jam'iyatul Washliyah dan Al Ittihadiyah sebagai dua organisasi kaum tua yang sangat patuh terhadap fikih Syafi'iyah. Syekh Hasan menilai bahwa Islam akan dapat dikembangkan oleh umat Islam melalui lembaga-lembaga keagamaan secara kolektif.

Syekh Hasan Ma'sum yang merupakan teman sejawat Syekh Muhammad Zain Nuruddin Batu Bara di Makkah, Ulama besar Nusantara asal Batubara, Sumatera Utara, salah seorang murid Syekh Mukhtar ibn Atharid al-Bughuri. Selain itu, adapula sahabatnya yang lain bernama Syekh Abdul Hamid bin Mahmud Asahan, Syekh Hasan Ma'sum dan Syekh Abdul Hamid Mahmud Asahan keduanya adalah murid dari Syekh Ahmad al-Fathani.

MUFTI KESULTANAN
Sedangkan dalam bidang politik, Syekh Hasan Ma'sum menerima tawaran Sultan Kesultanan Deli untuk menjabat sebagai mufti Kesultanan. Sosoknya dikenal sebagai seorang yang berilmu pengetahuan luas, mengajar di madrasah kesultanan, karier dan reputasinya kian cemerlang, hingga akhirnya Sultan Deli saat itu, Sri Sultan Ma’moen al-Rasyid Perkasa Alamsyah (memerintah 1879-1924 M), melantiknya sebagai mufti dan qadhi Kesultanan Deli. Pada awalnya, ia menolak dengan sejumlah alasan, namun akhirnya ia menerima amanah itu, sejak saat itulah ia mendapat gelar Imam Paduka Tuan. Ia juga mengajar di Masjid Raya, Masjid Kesultanan Deli.
Syekh Hasan Ma’shum Deli terus berkhidmah sebagai pengajar sekaligus Mufti Kesultanan Deli hingga wafat, di Medan, pada usia kurang lebih 53 tahun, menurut perhitungan tahun masehi, yakni pada hari Kamis, 24 Syawal 1355 H / 7 Januari 1937 M, setelah berbulan-bulan menderita penyakit, dan dimakamkan di perkuburan Masjid Raya al-Mashun, tidak jauh dari Istana Kesultanan Deli.

Menurut dokter, kebiasaan membaca sampai menjelang subuh membuat urat yang menghubungkan ke otaknya tertutup. Wafatnya Syekh Hasan Ma'shum, bukan saja dirasakan pilu oleh keluarga, murid-muridnya. Begitu juga oleh Al Jamiyyatul Al Washliyah bahkan seluruh ummat Islam di Indonesia dan di luar Indonesia.

show more

Share/Embed