KISAH BANGKITNYA LOKO KUNO D1410
mikael rinto mikael rinto
295K subscribers
1,581,743 views
12K

 Published On May 17, 2020

Kisah bangkitnya Lokomotif Uap D1410, dari museum menuju jalan raya.
Puluhan tahun yang lalu, jalur kereta api di Indonesia dikuasai oleh lokomotif uap. Namun, seiring kedatangan teknologi baru, yakni lokomotif diesel, kehadiran lokomotif uap mulai tergantikan. Hingga akhirnya, sebagian lokomotif uap, menjadi penghuni museum. Dan sedikit di antaranya, menjadi kereta wisata.Kereta yang menghuni museum, umumnya sudah dalam kondisi tidak bisa dioperasikan. Namun, terkadang, ada beberapa lokomotif uap, yang bernasib cukup baik.

Pihak berwenang, dengan beberapa pertimbangan, memutuskan menghidupkan kembali lokomotif uap yang ada di museum. Hal ini sudah beberapa kali terjadi di Indonesia. Mulai dari lokomotif Mak Itam yang kini di Sawahlunto, Lokomotif C12 yang kini melayani KA Jaladara di Solo, Lokomotif B51 yang ada di Ambarawa, dan yang terbaru, lokomotif D1410.

Lokomotif yang semula menghuni Museum Transportasi di Taman Mini Indonesia Indah ini, pada awal 2020 berhasil hidup kembali, tentunya setelah melalui proses yang cukup panjang.Bersama dengan lokomotif D52, ia dibawa dari Taman Mini ke Solo beberapa tahun yang lalu.

Sempat beberapa tahun menghuni jalur simpan di Stasiun Purwosari di Solo, pada awal 2018 ia dibawa ke Balai Yasa Yogyakarta untuk menjalani proses restorasi, yang akan membuatnya kembali beroperasi.

Hingga akhirnya, di awal November 2019, lokomotif ini untuk pertama kalinya diujicoba, di jalur tes Balai Yasa Yogyakarta. Hal ini tentu menjadi perhatian para pecinta kereta api, juga, masyarakat umum yang mungkin sudah puluhan tahun tak melihat lokomotif uap di kawasan ini.30 Januari 2020 menjadi hari yang bersejarah ketika Lokomotif D1410 untuk pertama kalinya keluar dari balai yasa yogyakarta.

Meski harus ditarik Traction Motor Car alias TMC, namun loko ini untuk pertama kalinya melintasi jalur rel reguler, di stasiun Lempuyangan.Setelah beberapa hari menanti di jalur simpan stasiun Lempuyangan, hari yang sungguh bersejarah untuk perkeretaapian Indonesia pun tiba. 6 Februari 2020, lokomotif D1410, akan dikirim dari Lempuyangan, menuju ke stasiun Purwosari di Solo. Ya, lokomotif ini akan menemani C1218 sebagai KA Wisata Jaladara.Sejak pagi buta, kru dari Balai Yasa Yogyakarta, Tim Restorasi, dan PT KAI Daop 6 Yogyakarta telah sibuk mempersiapkan perjalanan bersejarah ini. Sudah puluhan tahun, jalur rel Yogya-solo tak lagi dilalui lokomotif uap. Namun hari ini, lokomotif uap, akan kembali merayapi jalur ini, dengan tenaganya sendiri. Puluhan awak media, pecinta kereta api, dan masyarakat umum terpana ketika lokomotif ini mulai melepaskan nafasnya, uap panas dari ketelnya.Tepat pukul 09.25, lokomotif D1410, dengan dikawal TMC, berangkat dari stasiun Lempuyangan. Tak perlu terburu-buru, rombongan ini memang disiapkan untuk berjalan dengan kecepatan sekitar 20 kilometer per jam saja. Perjalanan Yogya-Solo yang umumnya sekitar 1 jam, tentu akan jauh lebih lama kali ini.Mengawal alat transportasi yang berumur nyaris seabad, tentu memerlukan kecermatan dan kehati-hatian. Karena itu, lokomotif pun banyak berhenti, bisa dibilang, di seluruh stasiun antara Lempuyangan dan Purwosari, ia harus berhenti. Misalnya saja, pengecekan di Maguwo dan Brambanan. Kemudian mengalah dengan KA reguler di Srowot. Dan pengisian kayu dan air di stasiun Klaten.
Di stasiun Klaten, rombongan berhenti cukup lama. Selain memberi jalan untuk KA reguler, kru juga menemukan potensi masalah yang bisa menghambat perjalanan. Karena itu, diputuskan, dari Klaten, lokomotif uap akan didorong oleh TMC hingga ke Purwosari.
Jadwal yang cukup terlambat membuat rombongan spesial ini harus banyak mengalah pada KA Reguler di stasiun Ceper dan Delanggu. Dan menjelang tiba di stasiun Gawok, hujan deras pun turun. Kru yang mengawal mengantisipasinya dengan jas hujan. Perjalanan cukup lancar hingga tiba di stasiun Gawok. Rombongan langsung melanjutkan perjalanan karena tidak ada persilangan maupun penyusulan di stasiun ini. Sekitar pukul 15.35, atau sekitar enam jam dari berangkat, rombongan tiba di stasiun Purwosari, disambut puluhan awak media.Peristiwa bersejarah yang menyertai lokomotif uap D1410 tidak hanya sampai di situ saja. Sepuluh hari kemudian, 16 Februari 2020, lokomotif D1410 secara resmi diluncurkan, sekaligus diperkenalkan kepada masyarakat. Ia secara resmi bertugas sebagai KA Jaladara, namun membawa kereta yang berbeda, yakni kereta djoko kendil. Informasi yang beredar, KA Jaladara dengan Loko D14 ini tidak hanya melayani rute Purwosari-Solokota seperti kakaknya. Ia juga memungkinkan untuk berjalan hingga ke Wonogiri, layaknya Railbus Batara Kresna. Kita tunggu saja kiprahnya.Selain itu, saat ini masih ada Loko D52 di Purwosari yang menunggu giliran direstorasi. Kita berharap, semakin banyak armada perkeretaapian lama yang direstorasi. Hal ini tentunya akan menambah keunikan perkeretaapian Indonesia.

show more

Share/Embed