GEGURITAN PALING HOROR☠️👽 SEDIH, DENDAM 🔥 GEGURITAN KI BALIAN BATUR 🔥 2 JAM NONSTOP
GITA SHANTI CHANNEL GITA SHANTI CHANNEL
59.1K subscribers
58,118 views
327

 Published On Premiered Sep 18, 2021

#geguritankibalianbatur #gitashantichannel #ajegbali
FULL GEGURITAN KI BALIAN BATUR

CERITA SINOPSIS KI BALIAN BATUR
Grubug Agung Di Pesisir Timur Kerajaan Mengwi
Dikisahkan sekitar awal tahun 1700 M ada seorang termashyur kesaktiannya tentang ilmu hitam keturunan Sengguhu Bintang Danu, karena mendapatkan penugrahan Ida itu Hyangning Hulundanu Batur orang ini kemudian dikenal dengan nama Ki Balian Batur, bertempat tinggal di dusun Teledu nginyah, di sebelah Barat desa Cau. Mempunyai asrama wilayah di desa Ketegan Alas Kedangkan di dekat abian timbul, sekarang dikenal dengan nama Banjar Rangkan Desa Ketewel Sukawati.
Sosok Ki Balian Batur seorang lelaki berambut panjang, dengan kebiasaan apabila mencuci rambutnya pergi ke Alas Rangkan untuk mengeringkannya. Ki Balian Batur banyak mempunyai sisya (murid), salah satu muridnya yang terkemuka adalah I Gede Mecaling.
Merasa dirinya ditantang oleh Kerajaan Mengwi yang dengan senjata lengkap memasuki wilayahnya, disamping karena adanya penghinaan prajurit kerajaan mengwi yang menghina Anaknya dituduh berdagang dengan menyebarkan ilmu leak dengan ilmu hitamnya, Ki Balian Batur memerintahkan semua muridnya melakukan penyerangan terhadap kekuasaan kerajaan Mengwi dibawah rajanya I Gusti Agung Putu yang juga bergelar Cokorda Sakti Blambangan.
Murid-murid Ki Balian Batur mulai melakukan penyerangan dengan menciptakan epidemi (grubug) di pesisir Timur kekuasaan kerajaan Mengwi, sehingga banyak rakyat Mengwi di desa Cau sampai ke desa Keramas seketika sakit dengan gejala-gejala muntaber dan berkahir dengan kematian tanpa putus-putusnya.
Sebab itu Anglurah Taro mempermaklumkan kepada Raja Mengwi. Mengetahui hal itu I Gusti Agung Putu menjadi murka. Kemudian Raja Mengwi bersama rakyat pilihannya dipimpin oleh Ki Gumiar Bandesa Mengwi kemudian bersiap – siap menyerang Ki Balian Batur dusun Teledunginyah. Di Desa Keramas, Raja Mengwi membuat kemah dan disana bersama – sama menyerang Ki Balian Batur. I Gusti Agung Putu beserta laskar Mengwi kebingungan menghadapi lawan yang bersifat gaib. Di dalam serangan ini, beberapa murid Ki Balian Batur berhasil dibunuh. Namun Ki Balian Batur tidak dapat dibinasahkan. Terjadilah pertempuran sengit antara Ki Balian Batur dengan rakyat mengwi pimpinan Bendesa Gumiar dari Mengwi. Ketika itu Ki Balian Batur menyerukan kepada Raja Mengwi, bahwa ia tidak bisa dibunuh dengan keris pusaka milik Raja Mengwi.
Akhirnya terdengarlah suara di angkasa, yang memberitahukan I Gusti Agung Putu. Bahwa Ki Balian Batur hanya dapat ditundukkan dengan bedil Ki Narantaka dengan peluru Ki Seliksik milik I Dewa Agung Klungkung. Mendengar wahyu tersebut I Gusti Agung Putu mundur dari pertempuran dan segera berangkat ke istana Smarajayapura Klungkung menghadap Dewa Agung Jambe, serta memberitahukan maksud kedatangannya. Dewa Agung Jambe berkenan memberikan Ki Narantaka dengan peluru Ki Selisik, tetapi mengutus Puteranya Dewa Agung Anom Sirikanuntuk melaksanakan tugasnya membunuh Ki Balian Batur beserta para sisyanya. Dalam Persiapan penyerangan Dewa Agung Anom dibuatkan asrama di pinggir Alas Kedangkan.
Singkat cerita Dewa Agung Anom bersama Gusti Agung Putu dan Ki Bendesa Gumiar kembali menyerang Teledu Nginyah. Maka terjadilah pertempuran sengit antara Raja Mengwi melawan Ki Balian Batur.
Dengan tidak membuang kesempatan, beliau mengangkat bedil Ki Narantaka dan menembak kan peluru Ki Selisik tepat mengenai kuku ibu jari Ki balian Batur, tembus sampai ke kepalanya. Ki Balian Batur akhirnya gugur dengan meninggalkan pesan agar sebagian wilayah Mengwi diberikan kepada Dewa Agung Anom sebagai balas jasa kepada I Gusti Agung Putu. Apabila tidak maka sukma Ki Balian Batur tidak akan henti-hentinya membuat grubug di bumi Mengwi.
Setelah Ki Balian Batur wafat, Cokorda sakti Belambangan mendirikan Perhyangan di Rangkan Sukawati diberi nama Arjakusuma. Selain itu raja juga membangun pesanggerahan bersama Jro Kangin. Lokasi perhyangan dengan Jro tersebut bersanding, kemudian perhyangan tersebut diberi nama Pura Penataran Agung tempat pemujaan raja Klungkung, Raja Mengwi, warga Brahmana, Rsi Siwa Buddha, para anglurah dan seluruh rakyat.

show more

Share/Embed