Tari Rejang Sandat Ratu Segara, Tahun 2018
Sanggar Seni Kembang Bali Sanggar Seni Kembang Bali
3.25K subscribers
16,772 views
132

 Published On Dec 18, 2020

Dalam penggarapan karya seni Tari Rejang ini terdiri dari 3 aspek, antara lain :
A. WUJUD : TARI
1. Bentuk : Tari Rerejangan (Jenis Produksi Seni Tari Ritual)
2. Susunan terdiri dari :
Babak Awal (Papeson);
Pada babak awal ini Tari Rejang Sandat Ratu Segara mengutip beberapa gerakan tari Jawa sebagai assosiasi (pengkaitan) dengan tari Bedhaya Ketawang yang berarti penari wanita yang memiliki wibawa kemuliaan dan keluhuran. Tarian ini dipercaya masyarakat Surakarta yaitu tarian sakral dan suci. Gerakan Tari Bedhaya ini dipadukan dengan gerakan tari Bali bertujuan mengimplementasikan imajinasi keagungan Ratu Segara yang dipercayai di Jawa khususnya Surakarta dengan sebutan KANGJENG RATU KIDUL. Iringannya menujukan suasana kejawen.
Babak Tengah (Pengawak)
Pada babak pertengahan Tari Rejang Sandat Ratu Segara, gerakan–gerakan tari yang ditata merupakan perpaduan dari beberapa Tari Rejang yang sudah ada di Bali seperti Tari Rejang Dewa, Tari Rejang Dedari, Tari Rejang Renteng, dan dikombinasikan dengan gerakan–gerakan tari kreasi kekinian. Adapun maksud dan tujuannya supaya tarian ini tetap bersifat magis-religious, sebagai penyambutan (pemendak) atas keagungan dan keluhuran Ida Betara Ratu Segara yang telah dirasakan oleh para penari turun ke dunia memberkati kesucian kepada umatnya. Iringannya menunjukan suasana keagungan.
Babak Akhir (Pengecet)
Pada babak akhir Tari Rejang Sandat Ratu Segara ini menampilkan gerakan-gerakan Tari Maknawi seperti gerakan–gerakan menghaturkan sesajen (ngayab), sebagai perwujudan persembahan rasa terima kasih kepada Ida Betara Ratu Segara. Selain gerakan tersebut juga dikombinasikan dengan gerakan berjalan (ngumbang ombak segara) sebagai simbul kekuasaan dan kebesaran Ratu Segara sebagai penguasa laut yang telah berkenan memberikan penyucian alam beserta isinya senantiasa diberikan keselamatan dan kesejahteraan. Iringannya menunjukan suasana persembahan (gembira).
Penutup (Pekaad)
Pada babak penutup gerakan Tari Rejang Sandat Ratu Segara ini kembali dalam suasana kejawen dengan gerakan tari memegang selendang, berjalan pelan–pelan menghadap ke belakang dengan kepala menunduk bertujuan yaitu setelah Ratu Segara memberikan anugerah dan rahmatnya kepada alam beserta isinya beliau kembali ke tengah laut dengan suasana magis.

B. BOBOT (ISI)
1. Ide (Gagasan)
Terciptanya Tari Rejang Sandat Ratu Segara adalah gagasan dari Ibu Bupati Kabupaten Tabanan (Ni Putu Eka Wiryastuti S.Sos) pada Tahun 2018. Adapun judul Tari Rejang ini ada Tari Rejang Sandat Ratu Segara dengan tema persembahan. Rejang berarti penyambutan (pemendak), Sandat adalah jenis bunga berbau harum dan telah dijadikan tari maskot Kabupaten Tabanan, Ratu Segara adalah Sang Dewi (Kangjeng Ratu Kidul) sebagai penguasa laut yang memiliki keagungan dan keluhuran.
Jadi tercetusnya ide Tari Rejang ini sebagai perwujudan persembahan rasa terima kasih kepada Dewa Penguasa Laut yang dituangkan dalam bentuk karya seni tari. Laut yang di percayai oleh umat Hindu di Bali sebagai pembersih (pengeruat mala) alam semesta beserta isinya juga dipercayai sebagai pelebur segala kotoran sehingga alam menjadi bersih dan suci. Maka umat Hindu di Bali sebelum Hari Raya Nyepi dua atau tiga hari sebelumnya masyarakat masing–masing desa melakukan upacara Pemelastian (penyucian ke laut). Selain itu sebagai ungkapan rasa bakti kepada Ida Betara Ratu Segara melalui karya seni tari yang merupakan keindahan (estetika) dan keindahan tersebut muncul dari rasa yang disebut Sundaram dilandasi dengan kebenaran (Shiwam) dan kesetiaan (Satyam) senantiasa keagungan dan keluhuran alam semesta beserta isinya khususnya di Kabupaten Tabanan tercapai Tabanan yang sejahtera aman dan berprestasi (SERASI).

2. Pesan
Bobot pada Tari Rejang Sandat Ratu Segara mengandung pesan yaitu laut yang menjadi penampungan segala sesuatu hendaknya selalu dijaga kebersihan dan kesuciannya. Oleh sebab itu seluruh masyarakat di Kabupaten Tabanan khususnya, Bali pada umumnya bersama–sama menjaga kelestarian laut. Sayogyanya kita sebagai Umat Hindu melakukan Upacara Samudra Kertih (Upacara Penyucian Laut). Sebagai ungkapan rasa terima kasih kehadapan Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai Dewa Laut (Ratu Segara) diwujudkan dalam bentuk Tari Rejang Sandat Ratu Segara dengan harapan dianugerahi keselamatan, keagungan dan keluhuran sehingga Kabupaten Tabanan menjadi lebih indah. Indah itu damai.

show more

Share/Embed