30th ibu & bapak

Malam itu aku menemukan dua buah buku sakral milik ibu dan bapak. Buku yang secara hukum mengikat takdir keduanya.

"30 tahun.." aku bergumam.

Perjalanan yang ibu bapak arungi bersama, rupanya terhitung 30 tahun lamanya.

Cerita bahagia, cerita sedih, cerita lucu yang mereka ulangi sampai kadang terasa bosan di telingà, rupanya cerita yang sangat mereka kenang. Bagaimana tuhan mempertemukan mereka berdua. Bagaimana rasa benci yang tuhan ganti dengan rasa nyaman. Bagaimana kisah pertemuan aneh itu malah jadi cerita indah yang menyimpan gelak tawa.

Tapi seringkali badai juga datang mengguncang keduanya. Beradu pikir, beradu suara, beradu amarah, tak jarang mereka menangis, tak jarang pula mereka saling menghindar. Namun, tujuan yang sama dan kesetiaan kembali mengakar.

Aku hanya ingin keduanya tetap damai. Tidak berlebihan. Tidak berkekurangan. Aku ingin terus melihat keduanya berbagi gelak tawa. Berbagi cerita membosankan yang tetap menyenangkan. Cerita berulang yang sudah kuhapal. Aku ingin melihat keduanya tersenyum, akan doa-doanya yang satu persatu terjawab. Aku ingin mereka terus bersama.

Dua jiwa yang kaya akan perbedaan. Dua jiwa yang tidak disangka bisa bersama. Dua jiwa yang awalnya tidak saling mengenal. Dua jiwa yang tuhan satukan. Saling melindungi, saling mendengarkan, saling membuat lelucon sederhana, saling menguatkan, saling menjaga.

Dari ibu dan bapak, banyak hal yang telah dipelajari. Hal yang nanti harus dilakukan, pun yang harus dijauhkan. Tentang bagaimana saling memahami, satu frekuensi, dan hal lainnya yang jadi pelajaran.

Kadang aku takut, tidak menemukan manusia setia seperti bapak. Pun aku takut tidak menjadi manusia sabar sesabar ibu.

Namun, bak kisah ibu dan bapak.. bahwa tidak ada yang sempurna. Akan selalu ada celah yang harus saling diisi.

Selamat mencari.. selamat menemukan amin paling serius yang bisa diajak membuat lelucon kecil seumur hidup.

#aminpalingserius #poem #ibubapak