Ajari Ham Ma Ahu - Lagu Rohani Simalungun Terbaru
Citra Ayu Sipayung Citra Ayu Sipayung
940 subscribers
4,840 views
41

 Published On Feb 3, 2019

Ajari Ham Ma Ahu
Sebuah lagu yang terlahir dari banyak rasa yang bercampur aduk dan begitu banyak pertanyaan tentang hidup.
Ketika saya menjalani kehidupan saya di perkuliahan tahun 2010 hingga 2015, pertumbuhan rohani yang naik turun bahkan datar (menurut saya) memegang kendali hidup dan sangat mempengaruhi cara saya menjalani hidup.

Lagu ini tercipta pada tahun 2012, ketika itu saya masih sangat kurang dalam berbahasa Simalungun (meski sekarang pun masih). Lirik yang saya tuliskan dari sebuah perenungan, ketika berjalan hampir dua tahun di kampus, bertemu dan berbaur dengan orang-orang dari berbeda suku dan latar belakang, juga berbeda masalah hidup.

   • Ajari Ham Ma Au On  


Dalam perjalanan itu, ketidakmampuan melakukan banyak hal, semangat ingin melakukan yang terbaik, ingin mendapatkan yang terbaik dari sisi akademis, dan banyak hal. Ingin aku raih. Tapi faktanya, aku hanya melihat orang lain melangkah dengan cepat dan aku dengan nilai-nilai yang buruk yang hampir membawa ku keluar dari kampus

Aku...
Ya.. aku seorang Difabel Netra. Meski aku bisa melihat tapi tidak sesempurna yang lain. Meski aku terus diingatkan bahwa masih ada yang benar-benar tidak bisa melihat dan mampu "survife" bahkan memang aku kagum dengan Abang dan kakak senior ku itu yang juga difabel Netra, tapi rasanya sakit sekali ketika ada hal yang sebenarnya kecil bagi orang lain untuk dilakukan, tidak bisa aku kerjakan.

Apa yang ku ceritakan ini adalah apa yang terjadi saat itu. Aku hanya flashback saja dan berbagi bagaimana kebaikan Tuhan bahkan ketika masa sulit Ia izinkan terjadi dan tentang memberkati hati dan pikiranku untuk mencurahkan lewat karya meski dalam hati penuh pertanyaan dan kebimbangan.

Aku adalah orang yang takut merepotkan orang lain. Meskipun orang telah menawarkan bantuan, misalnya mengetik tugas, atau sekedar membacakan. Aku tidak pernah berpikir bahwa mereka akan menilai ku sombong karena menolak bantuan atau meminta bantuan. Jujur. Aku takut karena aku waktu mereka terbuang sia-sia dan merepotkan. Namun yang paling ku takutkan adalah ketika aku minta bantuan ditolak. Lebih baik aku diam dan memaksakan diriku melakukannya sendiri.

Aku berusaha belajar keras, mengupayakan irama langkahku mengejar teman-teman, tapi ternyata aku seperti lkura-kura, lambat sekali. Aku sering menangis. Bahkan ketika di kelas bahasa aku tak bisa menatap "white board" . Kalau kelas bahasa Ibrani dan Yunani itu.... Ya begitulah. Titik saja salah, maka salah lah semua.
Ketika ujian UTS, kalian tahu rasa nya dapat nilai D, karena memang aku tak bisa apa apa. Aku juga tidak mau mencontek.aku menangis. Cuma itu yang bisa ku lakukan saat itu.
Sampai ketika ujian akhir semester, keajaiban terjadi. Teman-teman di kelas menolongku. Ya... Tak terlupakan. Kertas ujian ku terbang entah kemana. Lalu kembali kepadaku. Meski hanya mendapat C+ tapi setidaknya nilai ku sudah terangkat. Aku bersyukur meski aku tahu itu salah. Ternyata kasih di hati mereka menuntun mereka melakukan itu

Mungkin orang tidak paham mengapa aku sering mengantuk di kelas. Mereka hanya tertawa melihatku, bahkan aku seri g di tegur dosen. Itu karena aku harus belajar, dan bangun pagi-pagi. Tapi itu pun tidak bisa menyamai langkah ku dengan teman-temanku.
Hingga masa penyaringan. Aku pun takut sekali karena nilai-nilai ku tiga semester itu sangatlah menyedihkan. Aku bertanya pada Tuhan. Apakah salahku sehingga aku terlahir seperti ini? Dan apakah memang aku tak layak untuk bermimpi. Kalau karena ini aku gagal, mengapa sulit menerima kenyataan ini?
Aku tak bisa menceritakannya pada siapa pun karena seperti yang ku bilang diatas, aku takut jadi beban orang lain. Hingga aku menuliskan lirik lagu ini

Oh Tuhan Bapa na I Surga
Ibotoh Ham do ganup ma i Tanoh on
Ganup hahuranganku ku
Ampa pambahenankin
Gabe manaron do ahu
Halani ini

Seng ongga hu pangindo sonon goluhku
Sihol do uhur songon halak na legan
Tapi domma sonon
Panjaloankin (pargoluhankin)
Marpangulaki ma Ham
Maidop ma uhurMu

Ajari Ham Ma
Ahu on oh Tuhan
Manjalo haganupan na dong bangku on
Totap ma Ham hubangku
Togu-togu ahu Tuhan
Halani golap do pangahapkin
ulang palopashonMu (paturuthonMu)
Ahu on oh Tuhan
Mardalan sahalak ahu i Tanoh on
Halani gobir
mabiar do ahu
Mardalan ahu Bai hagolapan in

Hubotoh do janah porsaya
Bani holongni ateMu oh Tuhan
Gomos ijolom Ham do
Hagoluhankin
dear do haganupan ini Bamu
oh Jesuskin
Ham Rajangkin

Dulu rasa nya sakit ketika orang tidak bisa memahami keadaanku. Sakit ketika menjadi korban ketika orang lain melakukan kesalahan karena aku yang kurang melihat, jadi orang lain akan maklum karena yang melakukan itu aku, padahal bukan aku.
Sakit ketika tulisan-tulisan yang ku ketik banyak yang salah. Sakit ketika di tertawa kan, yang paling sakit ketika AKU TIDAK BISA BERDAMAI DENGAN KEADAANKU YANG DIFABEL INI
#lagurohanisimalungun#simalungundoau#borusimalungun

show more

Share/Embed