Kisah Terbunuhnya I Gusti Ngurah Telabah
Bali Jani Bali Jani
15.9K subscribers
16,026 views
134

 Published On Jun 22, 2022

Kanal Bali Jani ~ Pada masa pemerintahan Dalem Bekung, Gusti Ngurah Telabah sering kali dipanggil oleh Dalem untuk menghadap ke Puri Gelgel. Ia diminta mengajari putri-putri Dalem menari, karena Gusti Ngurah Telabah menguasai berbagai macam tari seperti: legong keraton, tari topeng dan baris.

Sementara itu Gusti Pande Basa tidak suka sama Gusti Ngurah Telabah, karena Gusti Ngurah Telabah diam-diam bermain cinta dengan selir Dalem. Gusti Pande Basa pernah melihat sendiri Gusti Ngurah Telabah meberikan makanan sisa kepada selir Dalem.

Karena tidak berani berhadapan langsung, maka Gusti Pande Basa mencari akal untuk membunuh Gusti Ngurah Telabah. Pada suatu hari Gusti Pande Basa menghadap Dalem Bekung, dengan memakai badong yang berhiaskan batu-batu permata yang indah.

Dalem Bekung takjub melihat penampilan Gusti Pande Basa. Beliau lalu minta supaya dibuatkan badong yang sama. Gusti Pande Basa mengatakan Dalem tidaklah cocok menggunakan permata semacam itu. Sebaiknya Dalem melihat terlebih dahulu permata yang dipakai oleh Gusti Ngurah Telabah. Karena itu Dalem segera memanggil Gusti Ngurah Telabah.

Tak berapa lama Gusti Ngurah Telabah datang bersembah di hadapan beliau. Melihat permata cincin yang dipakai Gusti Ngurah Telabah, Dalem Bekung terhenyak. Itu adalah cincin pemberian Dalem kepada selirnya, Ni Gusti Samantiga. Dalem jadi curiga jika Gusti Ngurah Telabah sudah selingkuh dengan selirnya.

Dalem Bekung merasa enggan menegur Gusti Ngurah Telabah. Untuk melupakan rasa marahnya, pembicaraan lalu dialihkan ke soal seni tari. Setelah pertemuan selesai, Dalem Bekung bersama Gusti Pande Basa lalu menuju Pura Warapsari. Di sana lalu Dalem memberi perintah kepada Gusti Pande Basa untuk membunuh Gusti Ngurah Telabah.

Gusti Pande Basa bersumpah untuk membunuh Gusti Ngurah Telabah secara rahasia, agar tidak sampai diketahui oleh kerabat keturunan Arya Kenceng yang tersebar di Badung dan Tabanan.

Setelah lama berpikir, akhirnya Gusti Made Basa mendapat akal. Ia menyuruh I Capung segera pergi ke Badung. Ia diberi perintah rahasia untuk membunuh Gusti Ngurah Telabah. Jika ia berhasil melakukan tugasnya, maka ia akan diberikan hadiah tanah. I Capung segera berangkat dengan membawa keris sakti dari Dalem Bekung.

Pada saat ia sampai di Kuta, Gusti Ngurah Telabah kebetulan sedang menghukum seorang nelayan yang mangkir membayar pajak penangkapan ikan. Biasanya, seusai menangkap ikan, para nelayan menyetor sebagian hasilnya ke Jero Telabah, karena beliau sangat gemar makan ikan.

Karena nelayan itu tidak menaati peraturan, maka ia diikat pada sebatang pohon di luar Jero Telabah. I Capung sangat heran melihat banyak orang berkerumun di sekitar sebuah pohon besar. Setelah mendekat, ia melihat seorang nelayan sedang diikat di pohon itu.

Ia lalu bertanya kepada nelayan itu, mengapa ia diikat. Nelayan itu menjelaskan apa yang telah terjadi. I Capung lalu melepaskan ikatan nelayan itu dengan sangat hati-hati agar tidak dilihat oleh orang lain.

Setelah itu I Capung memberi isyarat, agar nelayan itu berpura-pura masih terikat. Dan bila Gusti Ngurah Telabah mendekat supaya ditikam dengan keris sakti Dalem yang disembunyikan di balik sarungnya.

Tak lama kemudian Gusti Ngurah Telabah keluar dari pintu gerbang Jero. Tanpa syak wasangka, beliau mendekati nelayan yang sedang terikat di pohon itu. Nasib naas pun menyambutnya. Nelayan itu menusukkan keris ke perutnya, sehingga Gusti Ngurah Telabah langsung rubuh, dan menghembuskan napas terakhir.

Orang-orang yang melihat kejadian itu pada lari menjauh. I Capung lalu pura-pura menolong Gusti Ngurah Telabah. Ia segera menghunus kerisnya dan menusuk perut nelayan itu, sehingga nelayan itu pun mati di tempat.

Sementara peristiwa pembunuhan Gusti Ngurah Telabah tersiar, I Capung kembali ke Gelgel. Ia melaporakan kepada Gusti Pande Basa mengenai yang telah terjadi. Dan Gusti Pande Basa melaporkan hal yang sama kepada Dalem. Tetapi, Dalem belum puas karena meragukan I Capung yang mengetahui rahasianya.

Gusti Pande Basa tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. I Capung pun mengalami nasib yang sama dengan nelayan yang dibunuhnya. Tapi masih ada ang tahu rahasia itu, yakni istri I Capung. Ia pun becerita kepada orang-orang di pasar mengapa dan bagaimana suaminya dibunuh.

Berita itu tersebar sampai ke keluarga besar Arya Kenceng. Akibatnya, Gusti Pande Basa harus menebus semua dengan nyawanya.

show more

Share/Embed