Bapa Yang Baik dengan Pemberian-Nya Yang Baik - Matius 7:7-11 - Pdt. Yakub Tri Handoko
Grace Alone Ministry - GRAMI Grace Alone Ministry - GRAMI
27.3K subscribers
20,076 views
364

 Published On Oct 17, 2017

Bukan tanpa alasan apabila teks hari ini merupakan salah satu favorit bagi banyak orang Kristen dalam hal berdoa. Siapa yang meminta akan menerima. Siapa yang mencari akan mendapatkan. Siapa yang mengetuk akan mendapati pintu terbuka baginya. Sulit untuk menyangkali keindahan dan kekuatan dari teks ini.

Salah satu hal yang sederhana dan menarik dari teks ini – tapi sering dilupakan oleh banyak orang - adalah perintah untuk berdoa. Tiga kali kata kerja imperatif muncul di ayat 7 (mintalah, carilah, ketuklah). Pengulangan ini berfungsi sebagai penekanan. Ini merupakan perintah yang sangat penting sehingga memerlukan pengulangan.

Di samping itu, semua perintah ini berada dalam bentuk present tense. Artinya, perintah ini harus terus-menerus dilakukan. Kita diperintahkan untuk terus-menerus meminta, mencari, dan mengetuk. Ini bukan hanya tentang ketekunan dalam berdoa, melainkan keharusan terus-menerus dalam berdoa. Jika kita menyadari kebutuhan kita kepada Tuhan dalam segala sesuatu, kita pasti akan senantiasa berdoa. Dengan kata lain, berdoa bukanlah sesuatu yang kita lakukan, melainkan sebuah gaya hidup.

Jikalau berdoa merupakan sebuah perintah, berdoa bukanlah aktivitas yang alamiah. Manusia berdoa memiliki kecenderungan untuk tidak berdoa. Persandaran pada diri sendiri telah dipuja sedemikian rupa dalam dunia yang berdosa. Mengandalkan kekuatan adikodrati dari Allah dianggap sebagai kelemahan dan kebodohan. Ditambah dengan tempo hidup yang begitu tinggi dan berbagai aktivitas lain yang begitu menguras pikiran dan tenaga, berdoa seringkali tidak menjadi rutinitas wajib bagi banyak orang. Mereka hanya berdoa jikalau ada waktu tersisa.

Alkitab memberikan beberapa contoh tentang hal ini. Di tengah situasi yang begitu genting, murid-murid Tuhan Yesus justru tertidur pulas di Taman Getsemani (Mat 26:40). Sebagian jemaat di perantauan tidak mendapatkan apa-apa dari Tuhan karena mereka tidak berdoa (Yak 4:2b). Sebagian yang lain merencanakan hidup begitu rupa seolah-olah mereka sendiri yang berkuasa mengontrol dan menentukan hidup mereka (Yak 4:13-17). Semua contoh ini menunjukkan bahwa berdoa bukanlah sesuatu yang bersifat alamiah.

Hal yang menarik lain dari teks utama hari ini adalah dorongan untuk berdoa. Fakta bahwa berdoa merupakan sebuah perintah dari Allah seyogyanya sudah cukup sebagai alasan untuk mulai berdoa. Namun, Tuhan Yesus masih menambahkan beragam dorongan dalam perintah ini. Dia ingin memastikan bahwa kita berdoa bukan dengan terpaksa, melainkan dengan sukacita. Berdoa bukan dengan keraguan, tetapi kepastian.

Apa saja bentuk dorongan yang diberikan oleh Tuhan Yesus? Bagaimana hal itu bisa menguatkan kita untuk berdoa?

show more

Share/Embed