Pernyataan bahwa Al-Ghazali menyebabkan kemunduran tradisi rasional di dunia Islam merupakan pandangan yang kontroversial dan banyak diperdebatkan oleh para sejarawan dan pemikir. Al-Ghazali, terutama melalui karyanya Tahafut al-Falasifah (Kekeliruan Para Filosof), memang mengkritik filsafat, terutama aliran filsafat yang berkembang dari tradisi Yunani, seperti pemikiran Ibn Sina (Avicenna) dan Al-Farabi. Kritiknya difokuskan pada aspek-aspek metafisika yang ia anggap bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, seperti kekekalan alam semesta dan pengetahuan Tuhan.

Namun, penting untuk memahami bahwa tujuan Al-Ghazali bukan untuk menolak akal atau filsafat secara keseluruhan, melainkan untuk mempertahankan ortodoksi Islam. Ia sendiri tetap menggunakan metode rasional dalam karya-karyanya, khususnya dalam ilmu kalam (teologi rasional), dan ia juga dikenal sebagai seorang sufi yang menggabungkan akal dan spiritualitas.